KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan aset
yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.
Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya
dengan mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan,
dan fasilitas yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua, namun
lebih dari itu semuanya. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu
(siswa). Siswa merupakan unsur utama
dalam pendidikan. Siswa sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka
masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya,
juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Pendidikan yang hanya
melaksanakan bidang administratif dan
pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan
individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki
kemampuan atau kematangan dalam aspek
psikososiospiritual.
Ketiga bidang utama
pendidikan di atas lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut
kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini terletak tanggung
jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang
terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau
pembagian tugas, pembiayaan, penyediaan
fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi program.
2. Bidang intruksional dan kurikuler
Bidang ini terkait dengan
kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap
bidang ini adalah para guru.
3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan
Konseling)
Bidang ini terkait dengan
program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya
mencapai perkembangannya yang optimal, melalui
interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah
guru pembimbing atau konselor.
Dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling
mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan
konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang
secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa
dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi
agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para
pembimbing diharapkan untuk:
1. Mengenal danmemahami
setiap siswa baik secara individual maupu kelompok,
2. Memberikan
informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
3. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar
sesuai dengan karakteristik pribadinya,
4. Membantu
setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya,
5. Menilai keberhasilan
setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Berkenaan dengan hubungan
antara bimbingan dan pendidikan tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16)
Memberikan penjelasan sebagai berikut:
“...bimbingan dan konseling
memiliki fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan di sekolah, yaitu sebagai
pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan
intelektual siswa dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”
Lebih lanjut ia menegaskan
bahwa bimbingan dan konseling memiliki fungsi memberikan bantuan kepada siswa
dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, yaitu membantu
meratakan jalan menuju ALLAH Swt.; berguna bagi manusia, dan bermanfaat bagi
kesejahteraan dan pembangunan bangsa, negara, dan umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar